Singaraja | Distribusi barang dari Pulau Jawa ke Bali terhambat karena dipicu pengalihan arus lalu lintas. Keterlambatan distribusi barang ini disebabkan oleh angkutan barang harus menempuh jarak tempuh yang lebih jauh, selisihnya satu hari lebih lama dibandingkan rute sebelumnya dari Gilimanuk lewat Jembarana.
Kondisi ini sebenarnya sangat dikeluhkan oleh sejumlah sopir angkutan barang dan bis. Dari pantauan di sepanjang lokasi Pantura, banyak angkutan barang truk memadati jalur Gilimanuk- Singaraja- Karangasem.
Karena jarak tempuh yang jauh, para sopir angkutan barang ini menyempatkan diri beristirahat di terminal barang, di Kota Singaraja.
Lukman, salah satu sopir angkutan truk asal Surabaya, mengatakan, paska pengalihan arus lalu lintas ini jarak tempuhnya menuju Denpasar lebih lama, dan biaya operasional dan transportasi juga membengkak.
“Jauh lebih lama lewat sini (pantura) menuju Denpasar, soalnya kami harus keliling melewati Buleleng, Karangasem lalu masuk ke Klungkung lewat by pass di sana itu,” ujar Lukman yang terpaksa beristirahat di terminal barang, Singaraja, Kamis (28/1).
Menurut Lukman, perbedaan jarak tempuh hingga satu sampai dua hari bukan saja karena faktor jarak, namun sering kali sopir angkutan kebingungan mencari jalan.
“Belum lagi kami kebingungan mencari jalur, terkadang harus balik lagi jika salah jalur. Selama ini kan tidak pernah kami lalui jalur ini,” tambahnya.
Versi yang sama juga dijelaskan oleh Ketut Arka, sopir angkutan Jawa-bali. Dia mengangkut gula dari daerah Surabaya untuk diturunkan di Denpasar. “Biaya kami membengkak. Biasanya biaya operaional Rp.2 juta, harus kami tambah hingga menjadi Rp.3,5 juta.” papar Arka.
Arka juga menjelaskan keterlambatan bongkar di Denpasar., namun itu menjadi resiko pihak perusahaan. “Tentu saja keterlambtanin ibisa memicu dampak lain, stok barang berkurang bisa jadi harga barang naik,” ujarnya.
Di sisi lain, Pengalihan arus lalu lintas ini juga membuat sibuk petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng. Beragam cara dan strategi dilakukan untuk mengurai kelancaran arus lalu lintas di Pantura Bali.
“Beberapa hal yang kami lakukan seperti penambahan personil patroli, penambahan rambu dan arah penunjuk, penjagaan di titik-titik rawan macet dan melakukan setting ulang trafict light dengan berbagai alternatif simulasi pada periode waktu jalan ( lampu hijau) dan waktu berhenti ( lampu merah),” ujar Gede Gunawan AP, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng.
Namun sejauh ini, kata Gunawan, arus lalu lintas wilayah Pantura terpantau aman dan terkendali. Diakuinya, kepadatan arus lalu lintas meningkat cukup tajam karena pengalihan arus lalu intas ini.